Mengulas Enam Temuan Terbesar di Antariksa sepanjang 2013

Tahun 2013 ini, banyak bermunculan berita heboh baik dari dunia selebriti, ekonomi - politik, dan sains. Salah satu rubrik yang banyak diminati oleh pembaca adalah perkembangan sains, baik itu yang ada di berbagai belahan bumi maupun yang ada di luar angkasa. Beberapa menjadi tonggak sejarah bagi eksplorasi luar angkasa di masa mendatang dan membantu pengungkapan alam semesta di masa lalu. Berikut ini saya cantumkan kutipan dari Space.com, ada enam temuan terbesar di antariksa yang menghebohkan dunia di sepanjang tahun 2013.

Satelit Voyager 1 Capai Luar Tata Surya

Setelah 35 tahun menjelajahi luar angkasa, satelit milik badan antariksa AS (NASA) ini berhasil mencapai batas terluas tata surya.
Satelit Voyager 1( Foto: Vivanews.com)
Voyager 1 mencapai interstellar space, sebuah ruang di antariksa yang tak mendapat pengaruh efek matahari. Ruang ini berjarak 18,76 miliar kilometer dari pusat tata surya itu.

Satelit Voyager telah melakukan beberapa kali penelitian, mulai dari mengukur medan magnet dan partikel di permukaan Matahari, sampai menghitung kepadatan partikel-partikel di beberapa tempat di ruang angkasa yang sudah dilewati oleh Voyager.

Diketahui, Satelit Voyager 1 diberangkat ke ruang angkasa pada 5 September 1977. Sedangkan kembarannya, Satelit Voyager 2 berangkatkan beberapa hari setelah Voyager 1 diluncurkan. Tugas utama dua satelit itu adalah untuk mempelajari Planet Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.


Partikel antariksa di Kutub Utara
Fisikawan laboratorium IceCube yang berada di Kutub Utara menemukan nukti pertama sinar kosmisk dari luar tata surya. Ditemukan 28 partikel sub atomik (neutrino) yang diduga kuat berasal dari luar angkasa. Partikel itu bisa membantu menjelaskan asal usul alam semesta.

Tim peneliti meyakini partikel itu tertanam dalam satu kilometer kubik es kutub. Disebutkan triliunan neutrion sebenarnya melewati kita beberapa kali, yang paling banyak melewati tanah, ke inti bumi dan melayang kembali ke ruang angkasa. Temuan ini dapat membantu menjelaskan asal usul alam semesta.


Kehidupan di Mars
Tujuh bulan setelah kendaraan penjelajah NASA Mars, Curiosity mendarat di planet merah itu, ditemukan bukti pendukung kehidupan mikroba di Mars. Pada Desember ini, tim Curiosity mengumumkan bukti adanya danau air tawar di dekat khatulistiwa Mars. Bukti pada danau yang berusia 3,7 miliar tahun silam ini bisa mendukung kehidupan dalam waktu yang lama.

Guna menperkuat bukti itu, NASA menggunakan pesawat luar angkasa, Reconnaissance Orbiter, untuk menentukan musim gelap dekat khatulistiwa planet yang mengindikasikan kehadiran air pada hari ini. Sebelumnya, tanda air hanya ditemukan pada bagian kutub planet, dan khatulistiwa dianggap benar-benar kering.


Planet kembaran Bumi
Pada akhir Oktober lalu, peneliti menemukan planet kuar tata surya kembaran bumi, baik secara ukuran dan komposisi dan kepadatan yang sama dengan bumi. Planet kembaran yang disebut Kepler -78b hanya 20 persen lebih luas dan 80 persen lebih besar dari bumi. 
Nyatanya, saat ini peneliti antariksa telah memeprkirakan jumlah planet di luar tata surya mencapai 1000 planet, bahkan bisa lebih banyak.
Hal ini menjadi tonggak penting dalam 20 tahun pencarian planet luar tata surya. Pesawat antariksa NASA, Kepler telah menganalisa 3600 planet luar tata suryam dan hanya mengkonfirmasi 150 planet.

Kematian Komet ISON
Ditemukan pada September 2012 lalu, orbit komet melahirkan efek yang sama mencoloknya dengan Great Comet 1680, yang terlihat pada siang hari. Komet ini terdeteksi mendekat ke matahari pada 28 November, tapi mengingat komet berlalu dalam jarak 1,1 juta kilometer dari matahari, tarikan gravitasi dan panas yang hebat dari mahatari melucuri debu dan gas komet. Kemudian komet hancur, dan hanya bisa dideteksi oleh teleskop Hubble.

Ilmuwan menetapkan inti komet lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Kemunculan komet ini membantu peneliti dalam mempelajari, meningkatkan pemahaman komposisi dan perilaku komet dalam tata surya.


Ledakan meteor Chelyabinsk
Pada 15 Febuari 2013, meteor meledak sekitar 1500 kimometer di langit timur Chelyabinsk Rusia. Ledakan batu antariksa itu melukai ratusan orang dan bangunan rusak.

Batu meteor seukuran 17 meter itu disebutkan menghasilkan daya ledak lebih dari 470 kiloton NTN. Ledakan ini membangkitkan perhatian negara dunia terhadap ancaman batu luar angkasa di masa depan.

Beberapa mengembangkan skema penangkalan baru angkasa itu, mulai dari menempatkan pesawat luar angkasa untuk dibenturkan sampai menembak batu ruang angkasa agar keluar dari orbit bumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulai, Pohon Berkhasiat Obat

Way Kambas: Bercengkrama dengan alam lewat Lensa

Mengubah alga merah menjadi minyak bumi