Mengenal Semut, serangga berjiwa Gotong Royong

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Rayap, terkadang disebut semut putih, tidak memiliki hubungan yang erat dengan semut, walaupun mereka memiliki struktur sosial yang sama. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni.

Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. Sebagian besar anggota koloni semut adalah semut betina.


1. Ratu Semut
Bertugas bereproduksi (bertelur) dan sangat dijunjung tinggi oleh rakyatnya. Ratu semut bisa hidup hingga berumur 20 tahun.








2. Semut Pekerja
(semuanya betina) tidak bertelur, melainkan mengabdikan dirinya mengurus telur-telur ratunya. Jadi Semua semut pekerja adalah betina. Pendek kata, semua komunitas semut sebenarnya terdiri atas ibu dan putrinya.

Mereka menghadapi risiko kerja yang tinggi, karena medium lembap yang dibutuhkan telur dan larva ideal bagi per-tumbuhan bakteri dan jamur yang berbahaya bagi kesehatan semut. Semua semut pekerja adalah betina. Pendek kata, semua komunitas semut sebenarnya terdiri atas ibu dan putrinya.

Semua keperluan sang ratu dipenuhi para pekerjanya. Hal terpenting yang dilakukan semut pekerja adalah melayani sang ratu dan memastikan bahwa sang ratu dan “bayinya” selamat.

Telur semut sebagai harta karun yang paling berharga bagi koloni. Ketika semut merasakan bahaya mengancam larva, yang pertama ia lakukan adalah memindahkannya ke tempat aman. Akan tetapi, karena bayi semut mati jika berada di udara kering di luar sarang selama beberapa jam, para pekerja berusaha menjaga kelembapan udara tempat larva berada. Ada berbagai teknik yang mereka gunakan untuk hal ini. Pertama, mereka membangun sarang sedemikian rupa untuk menjaga kelembapan udara dan tanah.

Selain itu, semut yang menjadi perawat bayi memindahkan semut muda naik-turun di dalam sarang untuk mencari tempat yang paling sesuai. Kebutuhan bayi semut berubah-ubah sesuai usia. Misalnya, telur dan larva membutuhkan lingkungan yang lembap, sedangkan kepompong semut harus diletakkan di lingkungan yang benar-benar kering. Para pekerja tetap melaksanakan tugasnya selama 24 jam tanpa henti untuk menyelesaikan kewajibannya.

Pada beberapa spesies semut, semut pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, disebut pekerja minor, median, dan major. Biasanya semut yang lebih besar memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan memiliki yang lebih kuat.

Semut seperti ini seringkali disebut semut “tentara” karena rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka masih tetap seekor semut perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda dengan pekerja minor atau median. Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja median, membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja minor dan major.


3. Semut Pejantan
Peran untuk menghasilkan keturunan semut dilakukan oleh kelompok drones, yaitu semut jantan yang memiliki tugas kawin dengan ratu. Drones berkembang dari sebuah telur yang tidak dibuahi dan bertujuan untuk membuat keturunan. Biasanya telur-telur itu akan menetas menjadi jantan dan betina bersayap (ratu). Setidaknya ada dua strategi kawin yang dilakukan oleh 20.000 spesies semut di seluruh dunia.
Saat drone berada di atas puncak pohon maka ratu akan segera menghampiri untuk melakukan proses kawin. Dalam proses kawin, drones akan memasukkan alat kelaminnya (aedeagus) ke saluran reproduksi betina untuk menyimpan sperma. Kemudian, sperma akan bergerak ke tempat penyimpanan sperma. Ratu akan menyimpan sperma untuk direproduksi menjadi telur sampai sisa umurnya. Jadi, ratu dapat bertelur beberapa kali walau tidak melakukan proses kawin, karena telah menyimpan sperma drones.
Setelah melakukan proses kawin, drones biasanya akan langsung mati. Sementara ratu akan memutuskan sayapnya dan pindah ke koloni baru.

Sumber:
Diambil dari berbagai sumber.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulai, Pohon Berkhasiat Obat

Way Kambas: Bercengkrama dengan alam lewat Lensa

Mengubah alga merah menjadi minyak bumi