Keragaman Fauna: 4 Spesies Rusa Asli Indonesia

1. Rusa Sambar (Cervus unicolor)

Rusa sambar merupakan 
hewan mamalia pemamah biak (ruminan), spesies rusa terbesar yang ada di Indonesia setelah rusa Timor (Cervus timorensis), rusa Bawean (Axis kuhlii), dan muncak (Muntiacus muntjak). Rusa sambar memiliki perbedaan diantara 3 jenis rusa lain, yakni tubuhnya yang lebih besar dan kaki yang lebih panjang, dan memiliki corak bulu kecoklatan. Klasifikasi rusa sambar sbb:


Cervus unicolor (sumber:google)
Phyllum                : Chordata
Subphyllum          : Vertebrata
Classis                 : Mammalia
Ordo                   : Artiodactyla
Sub Ordo            : Ruminansia
Familia                : Cervidae
Genus                 : Cervus
Species               : Cervus unicolor

Secara karakteristik rusa sambar (Cervus unicolor) termasuk golongan ruminansia yang mempunyai tingkah laku jelas berbeda dengan ruminansia lain, yaitu mempunyai ketajaman pendengaran, penciuman, kecepatan melompat dan berlari cukup tinggi. Pada umur dewasa berbadan besar, tungkai panjang, hidung gelap dan suara khas melengking nyaring. Tanduk rusa hanya dimiliki oleh rusa jantan yang tumbuh pada umur sekitar 14 bulan. Tanduk pertama hanya berbentuk lurus dan baru bercabang pada masa pertumbuhan tanduk berikutnya. Tanduk akan lepas pada umur 10-12 bulan setelah tumbuh, selanjutnya akan tumbuh kembali. Di habitat aslinya, rusa sambar merupakan binatang nokturrnal yang beraktifitas pada malam hari. Mereka hidup secara berkelompok dan mendiami daerah hutan tropis maupun subtropis hingga ketinggian mencapai 2000 meter dpl.
Status konservasi rusa sambar oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam “Vulnerable” (VU; Resiko Rendah) sejak tahun 1996 meskipun sebelumnya pernah mendapatkan status “Endangered” (EN; Terancam Punah). Di Indonesia, rusa sambar, sebagaimana 3 jenis rusa lainnya yang dimiliki Indonesia termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. Meskipun rusa sambar yang juga menjadi rusa terbesar di Indonesia ini masih berstatus “Resiko Rendah” (Vulnerable).

2. Rusa Timor (Cervus timorensis)

Rusa timor merupakan spesies rusa yang oleh Pemerintah Provinsi NTB ditetapkan sebagai fauna identitas pemprov tersebut. Rusa timor sering juga disebut sebagai rusa jawa, mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih. Rusa timor merupakan spesies yang berkoloni, sehingga jarang ditemukan rusa timor yang sendirian. Rusa timor sulit didekati karena sangat sensitif terhadap ancaman bahaya. Bila merasa terancam, rusa akan berdiri tegang sambil menatap lurus ke arah sumber ancaman sambil menggerak-gerakkan telinganya yang besar ke depan dan belakang lalu mengeluarkan suara lenguhan keras sebelum akhirnya lari dengan kencang. Perilaku ini merupakan bentuk dari peringatan akan adanya bahaya sehingga rusa-rusa yang lain menyadari bahaya tersebut dan dapat kabur. Klasifikasinya sbb:

Cervus timorensis (sumber: google)
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class              : Mammalia
Ordo              : Artiodactyla
Family            : Cervidae
Genus             : Cervus
Species          : 
Cervus timorensis
Habitat rusa timor adalah padang rumput pada daerah beriklim tropis dan subtropis, namun binatang ini mampu beradaptasi di habitat yang berupa hutan, pegunungan, dan rawa-rawa. Rusa yang menjadi fauna identitas Nusa Tenggara Barat ini dapat hidup hingga ketinggian 900 meter dpl. Populasi rusa timor terbesar terdapat di TN. Wasur, Papua dengan populasi sekitar 8.000 ekor (1992). Populasi di Jawa justru mengalami pengurangan yang sangat besar. Seperti di TN. Baluran sekitar 1.000 ekor (2008).
Berdasarkan jumlah populasi dan persebarannya, rusa timor dimasukkan dalam status konservasi “vulnerable” (Rentan) oleh 
IUCN Red List. Ancaman utama terhadap rusa timor berasal dari perburuan yang dilakukan oleh manusia untuk mengambil dagingnya. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh berkurangnya lahan dan padang penggembalaan (padang rumput) di Taman Nasional yang menjadi habitat rusa timor.
3. Rusa Bawean (Axis kuhlii)
Rusa Bawean merupakan satwa endemik pulau Bawean (Kab. Gresik, Jawa Timur) yang populasinya semakin langka dan terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, Rusa Bawean, yang merupakan satu diantara 4 jenis (spesies) Rusa yang dimiliki Indonesia ini, dikategorikan dalam Kritis (CR; Critically Endangered) atau sangat terancam kepunahan. Spesies Rusa Bawean ini juga terdaftar pada CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora)  sebagai appendix I.

Cervus kuhlii (sumber: google)
Klasifikasi rusa Bawean sbb:
Kerajaan: Animalia                       Genus: Axis
Filum: Chordata                            Nama binomial: Axis kuhlii
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Subordo: Ruminantia
Famili: Cervidae
Subfamili: Cervinae

Rusa Bawean memiliki tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan Rusa jenis lainnya. Rusa Bawean (Axis kuhlii) mempunyai tinggi tubuh antara 60-70 cm dan panjang tubuh antara 105-115 cm. Rusa endemik Pulau Bawean ini mempunyai bobot antara 15-25 kg untuk rusa betina dan 19-30 kg untuk rusa jantan. Selain tubuhnya yang mungil, ciri khas lainnya adalah memiliki ekor sepanjang 20 cm yang berwarna coklat dan keputihan pada lipatan ekor bagian dalam. Tubuhnya yang mungil ini menjadikan Rusa Bawean lincah dan menjadi pelari yang ulung.
Rusa Bawean merupakan nokturnal, lebih sering aktif di sepanjang malam, dan mempunyai habitat di semak-semak pada hutan sekunder yang berada pada ketinggian hingga 500 mdpl.

4. Kijang (Muntiacus muntjak)

Kijang merupakan spesies rusa terkecil di Indonesia. Kijang atau menjangan mempunyai tubuh berukuran sedang, dengan panjang tubuh termasuk kepala sekitar 89-135 cm. Ekornya sepanjang 12-23 cm sedangkan tinggi bahu sekitar 40-65 cm, dengan berat mencapai 35 kg. Rata-rata umur Kijang bisa mencapai 16 tahun.
Muntiacus muntjak (sumber: google)
Klasifikasi ilmiah kijang: 
Kerajaan: Animalia; 
Filum: Chordata; 
Kelas: Mammalia; 
Ordo: Artiodactyla; 
Sub-ordo: Ruminantia; 
Famili: Cervidae; 
Subfamili: muntiacinae; 
Genus:
Muntiacus
Spesies:
Muntiacus muntjak.


Kijang atau menjangan (Muntiacus muntjak) merupakan binatang soliter. Kijang jantan menandai wilayahnya dengan menggosokkan kelenjar frontal preorbital yang terdapat di kepala mereka di tanah dan pepohonan. Selain itu kijang jantan juga menggoreskan kuku ke tanah atau menggores kulit pohon dengan gigi sebagai penanda kawasan. 
Jenis rusa asli Indonesia ini biasanya aktif di malam hari meskipun sering kali tetap melakukan aktifitas di siang hari. Makanan utamanya adalah daun-daun muda, rumput, buah, dan akar tanaman.



Binatang asli Indonesia ini menyukai habitat hutan tropika yang memiliki aneka vegetasi, padang rumput, sabana, hutan meranggas. Kijang juga dapat mendiami hutan sekunder, daerah di tepi hutan, dan tepi perkebunan. Binatang ini mampu hidup di daerah dengan ketinggian mencapai 3.000 meter dpl. 


Meski pun termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999, populasi kijang dianggap belum terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, kijang dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern” sejak 1996.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulai, Pohon Berkhasiat Obat

Way Kambas: Bercengkrama dengan alam lewat Lensa

Mengubah alga merah menjadi minyak bumi