PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN TERHADAP PENYAKIT BUSUK BUAH TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao) PADA KPPH MATA AIR SUMBER AGUNG KEMILING
I.
PENDAHULUAN
A. Penyuluhan
tentang Pencegahan terhadap Penyakit Busuk Buah Tanaman Kakao (Theobroma
cacao) pada KPPH Mata Air Sumber Agung, Kemiling.
B. Analisis
Situasi
Pada
beberapa tahun terakhir ada penyakit pada tanaman kakao (Theobroma cacao)
yang cukup membuat produksi tanaman kakao masyarakat Kelurahan Sumber
Agung yang sangat berpengaruh pada
tingkat produktivitas kakao daerah tersebut yaitu penyakit busuk pada buah
kakao. Ada beberapa penyakit yang juga
menjangkit kakao yang ada di daerah tersebut seperti batang berlubang dan juga
pucuk daun yang rusak karena hama dan hanya sedikit mempengaruhi produktivitas
kakao, namun penyakit busuk buah merupakan penyakit yang sangat mempengaruhi
kualitas serta kuantitas tanaman kakao.
Penyuluhan
yang akan dilakukan pada KPPH Mata Air Kelurahan Sumber Agung Kecamatan
Kemiling diharapkan dapat membantu masyarakat setempat agar dapat mengatasi
masalah penyakit busuk buah yang sebagian besar di daerah Sumber Agung
khususnya KPPH Mata Air mengandalkan komoditas kakao untuk menunjang kehidupan
sehari-hari. Informasi tersebut
didasarkan pada hasil diskusi dengan ketua ketua KPPH Mata Air yang menyatakan bahwa mayoritas masyarakat
setempat menanam kakao pada lahan HKm yang dikelola. Produktivitas
kakao ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan agar pendapatan masyarakat tidak
terganggu dan berkelanjutan. Latar
belakang dari penyuluhan yang akan dilakukan adalah pencegahan terhadap
penyakit busuk buah pada tanaman kakao dan diharapkan dapat membantu masyarakat
KPPH Mata Air dalam meningkatkan produksi kakao.
Penyakit busuk buah terjadi dalam buah kakao yang
menjadikan buah kakao bagian dalam menjadi keras dan berkarat berwarna hitam
sehingga sulit buah tersebut dikupas dan kualitas kakao menjadi berkurang dan
mengakibatkan harga per kilogram kakao menjadi turun. Saat ini masyarakat belum bisa mencegah atau
pun mengobati penyakit tersebut, yang bisa dilakukan saat ini adalah hanya
mengurangi tingkat terjangkitnya penyakit tersebut dengan cara memangkas buah
yang terjangkit penyakit busuk buah agar intensitasnya berkurang dan tidak
menghilangkan penyakit tersebut pada pohon.
C. Tinjauan
Pustaka
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam
dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun
demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi
dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini
dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif (Wikipedia, 2010).
Kakao (Theobroma cacao) merupakan
salah satu komoditas agroforestry yang saat ini menjadi salah satu komoditi
unggulan dan dalam hutan kemasyarakatan (HKm).
Kakao dapat berbuah setelah berumur lebih dari tiga tahun. Kakao berbuah sepanjang tahun dan berbuah
pada puncaknya pada bulan Maret dan November.
Biji terangkai pada plasenta yang
tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam
istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang
cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari
lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari (Wikipedia, 2010).
Usaha pengembangan kakao di Lampung sering mengalami berbagai hambatan
terutama oleh hama dan penyakit. Salah
satu kendalanyaa adalah adanya beberapa jenis hama dan penyakit yang sering
menyerang tanaman kakao. Jenis hama dan
penyakit yang sering menyerang tanaman kakao di Lampung antara lain : hama
penggerek buah, kepik penghisap buah kakao dan penyakit busuk buah (Phytophora
Palmivora) (Prawoto, 1998).
Gejala yang sering terjadi pada penyakit busuk buah (Phytophora
Palmivora) buah kakao yang terserang adalah berbercak coklat kehitaman,
biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah.
Penyakit ini disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau terpercik
air hujan. Biasanya penyakit ini berkembang
dengan capat pada kebun yang memiliki curah hujan yang tinggi pada kondisi yang
lembab (Prawoto, 1998).
Penyakit
busuk buah yang disebabkan oleh cendawan
Phytophthora palmivora Butier merupakan salah satu penyakit yang dapat
menghambat produksi kakao. Cendawan ini termasuk family Pythiaceae,
ordo Peronosporales, kelas Oomycetes yang menyebabkan penyakit
busuk buah pada tanaman kakao masuk ke
dalam buah dan menyebabkan busuk biji, sehingga menurunkan kualitas dan berat
biji (0,38 – 0,89 gram). Serangan Phytophthora palmivora
Butier dipengaruhi oleh virulersi, strain local, parasit dan kerentanan
varietas atau klon kakao. Sedangkan faktor yang berperan terjadinya infeksi
adalah kebasahan permukaan buah kakao dan kelembaban nisbi udara (RH) yang
tinggi ± 95 % (Sukamto, 2004).
Patogen
terutama menyerang tanaman kakao di daerah – daerah beriklim basah atau
perkebunan yang lembab dengan populasi tanaman yang cukup rapat dan pertanaman
telah berumur 7 – 8 tahun (Wardojo, 1992). Penyakit busuk buah banyak ditemukan pada
pertanaman kakao rakyat yang tidak terawat dan dibiarkan begitu saja.
Cendawan Phytophthora
palmivora Butier dapat menjadi endemik suatu daerah apabila sudah lama ada
serangan. Oleh karena itu
perlu ada upaya pengendalian lebih kompleks (Wardojo, 1992).
D. Identifikasi
dan Perumusan Masalah
Adanya penyakit busuk buah pada
tanaman kakao (Theobroma cacao) ini sangat pempengaruhi produktivitas
buah yang biasanya per Ha bisa menghasilkan tiga sampai empat kwintal dan jika
sudah terjangkit penyakit ini produktivitas menurun hampir setengah dari jumlah
tersebut. Hal ini sangat mengganggu masyarakat setempat
mengingat karena kakao sebagai komoditas utama pada daerah tersebut.
E. Tujuan
Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
1.
Memberikan
pengetahuan pada masyarakat KPPH Mata Air tentang cara pencegahan penyakit
busuk buah pada tanaman kakao (Theobroma cacao).
2.
Membantu
masyarakat untuk dapat lebih meningkatkan produktivitas kakao (Theobroma
cacao) yang ada di daerah tersebut.
F. Manfaat
Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan dapat
membantu masyarakat dalam mengatasi penyakat busuk buah pada tanaman kakao (Theobroma
cacao) agar prodikvitasnya terus meningkat dan berkelanjutan. Penyuluhan ini juga diharapkan dapat
dijadikan sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa kehutanan untuk dapat
belajar bersosialisasi kepada masyarakat pada daerah sekitar hutan.
G. Kerangka
Pemecahan Masalah
Penyakit
busuk buah yang menyerang tanaman kakao (Theobroma cacao) pada
masyarakat KPPH Mata Air Sumber Agung perlu mendapat perhatian yang cukup besar
karena sebagian besar masyarakatnya mengandalkan hasil tanaman kakao untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Penyuluhan tentang pencegahan penyakit busuk buah ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk mengatasi masalah yang
terjadi pada masyarakat KPPH Mata Air yaitu menurunnya produktivitas tanaman
kakao karena penyakit busuk buah sehingga dapat meninggkat kembali seperti
sebelum terserang penyakit tersebut.
H. Khalayak
Sasaran yang Strategis
Sasaran
dalam kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat KPPH Mata Air yang terletak pada
Lingkungan Sumber Agung, Kecamatan
Kemiling, Bandar Lampung yaitu pengurus dan anggota KPPH Mata Air yang
berjumlah 25 orang. Sasaran ini diharapkan agar transfer informasi yang ada
akan lebih cepat dan merata pada semua lapisan anggota KPPH Mata Air.
I. Keterkaitan
Kegiatan ini memiliki keterkaitan terhadap :
- Masyarakat
sekitar
Dengan
kegiatan ini, masyarakat sekitar juga akan mulai ikut melakukan kegiatan
perawatan-perawatan guna mencagah penyakit busuk buah tersebut karena penyakit
ini memang bukan hanya menyerang pada masyarakat KPPH Mata Air, namun hampir
seluruh KPPH yang ada di Sumber Agung.
- Dinas Kehutanan dan Dinas Penyuluhan Kehutanan
Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu Dinas
Kehutanan dan Dinas Penyuluhan Kehutanan
dalam pengembangan dan peningkatan produktivitas hasil komoditas HKm yang telah
dikembangkan dengan baik oleh masyarakat setempat.
J. Metode
yang digunakan
Penyuluhan ini dilakukan dengan
menggunakan metode pertemuan kelompok, yaitu kelompok masyarakat KPPH Mata Air
di Sumber Agung. Metode ini dianggap
cukp efektif karena masyarakat yang berkebun dan memiliki lahan tanaman kakao
yang terserang penyakit busuk buah pada daerah tersebut dan merupakan perwakilan dari masing-masing
keluarga. Selain metode pertemuan
kelompok yang digunakan dalam penyulukan ini, penyuluh juga mendiskusikan
kepada masyarakat KPPH Mata Air agar informasi yang didapatkan akan lebih
banyak karena dengan diskusi informasi akan lebih lengkap dengan adanya
pengalaman masyarakat di lapangan. Perpadaun
antara teori dan pengalaman dilapangan diharapkan akan menghasilkan
sebuah informasi dan solusi yang baik dari penyuluhan ini. Alat yang digunakan untuk mendukung
penyuluhan ini adalah laptop serta LCD yang digunakan untuk menampilkan meteri
yang akan sangat membantu masyarakat dalam menerima informasi yang diberikan
penyuluh.
K. Kerangka
evaluasi
Evaluasi yang akan diberikan berupa pretest dan postest, yaitu
memberikan soal yang berhubungan dengan topik penyuluhan. Pretest dan postest ini
merupakan soal yang sama dan diberikan pada waktu sebelum penyampaian materi
penyuluhan dan sesudah penyampaian materi penyuluhan. Tujuannya adalah sebagai parameter untuk
mengetahui tingkat perubahan pengetahuan pada masyarakat yang diberikan penyuluhan
tersebut.
Pertanyaan evaluasi pretest dan postest yang diberikan :
- Apa itu penyakit busuk buah?
- Apa penyebab penyakit busuk buah?
- Bagaimana gejala penyakit busuk buah ?
- Bagaimana cara pencegahannya penyakit busuk buah?
- Apa perbedaan penyakit busuk buah dengan penyakit penggerek buah ?
Kerangka evalusai dari pretest dan postest menunjukkan
rata-rata pretest sebesar 44,5 dan rata-rata postest sebesar 72,5
dan terjadi peningkatan sebesar 28,5 atau 28,5 %. Hasil tersebut memang cukup baik, namun
dengan adanya hasil evaluasi ini mudah-mudahan di tahun-tahun mendatang hasil
dari penyuluhan yang akan dilakukan dapat lebih baik lagi.
L. Jadwal
Kegiatan
Adapun
jadwal penyuluhan di KPPH Mata Air, Sumber Agung Kecamatan, Kemiling :
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
|
Pra Survei
|
22 Oktober 2010
|
2
|
Penyusunan Proposal
|
23 Oktober 2010
|
3
|
Survei I
|
30 Oktober 2010
|
4
|
Survei II
|
12 Oktober 2010
|
5
|
Penyuluhan
|
26 Oktober 2010
(Pukul 19.00 WIB s.d.
Selesai)
|
A.
Persiapan Tempat Penyuluhan
|
Pukul 17.00 WIB
|
|
B.
Pembukaan Penyuluhan
|
Pukul 19.00 WIB
|
|
C.
Pretest
|
Pukul 19.10 WIB
|
|
D.
Penyampaian Materi Penyuluhan
|
Pukul 19.15 WIB
|
|
E.
Diskusi dengan Masyarakat
|
Pukul 20.00 WIB
|
|
F.
Postest
|
Pukul 21.00 WIB
|
|
G.
Penutup
|
Pukul 21.10 WIB
|
|
6
|
Penyusunan Laporan Ahkir
|
27 Oktober 2010
|
M. Organsasi Pelaksana
Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2010 di
Balai Desa Lingkungan III Sumber Agung dan sasaran dari penyuliuhan ini adalah
masyarakat KPPH Mata Air. Penyuluhan
mengenai pencegahan penyakit busuk buah pada tanaman kakao ini di hadiri oleh
11 orang anggota kelompok KPPH Mata Air
baik ketua maupun anggotanya yang termasuk di dalamnya. Penyuluhan yang direncanakan pada pukul 19.00
WIB ternyata mundur hingga pukul 20.00 WIB.
Hal ini dikarenakan masyarakat ada beberapa keperluan sehingga waktu
yang direncanakan sebelumnya mundur hingga satu jam.
Kegiatan penyuluhan ini di bagi menjadi empat bagian
secara umum, yaitu pembukaan, persentasi
materi, diskusi, dan penutup. Pembukaan
acara diberikan sambutan oleh Ketua KPPH Mata Air Bapak Sumewo sekaligus
membuka kegiatan ini. Sebelum materi
disampaikan peserta diberikan pretest sebagai evaluasi awal dan kemudian
materi penyuluhan mulai dipresentasikan setelah pretest selesai. Materi penyuluhan diberikan selama kurang
lebih 30 menit dan peserta penyuluhan terlihat cukup antusias terhadap materi
penyuluhan yang diberikan. Hal ini dapat
terlihat pada saat diskusi dan banyak pertanyaan yang terlontar hingga diskusi
semakin hidup. Selain bertanya, peserta
juga ada yang memberikan saran kepada tim penyuluh agar informasi tentang cara
penggunaan obat kimiawi yang tim penyuluh referensikan.
Setelah diskusi telah mencapai tahap penyelesaian
didapatlah beberapa cara yang akan digunakan untuk pencegahan penyakit busuk
buah yaitu dengan cara sarungisasi, secara kimiawi dan juga pencegahan
menggunakan arang untung menyuburkan tanah.
Ketiga cara ini diharapkan dapat membantu masyarakat KPPH Mata Air untuk
mencegah penyakit busuk buah pada tanaman kakao yang disebabkan oleh oleh cendawan Phytophthora
palmivora. Setelah rangkaian diskusi yang
panjang, dan dapatlah kesimpulan kemudian dilakukan postest sebagai
parameter evaluasi akhir penyuluhan ini dan akhirnya penyuluhan ini ditutup
dengan hasil yang cukup memuaskan.
N. Rencana Anggaran
Adapun
beberapa hal yang dibutuhkan dalam penyuluhan ini seperti :
No
|
Komponen
|
Rincian
|
Satuan
(Rp)
|
1
|
Aqua gelas
|
1
kotak
|
Rp.
15.000
|
2
|
Transport (Pra
Survey, Survei, dan Penyuluhan)
|
7
orang
|
Rp.
100.000
|
3
|
Gorengan
|
50
buah
|
Rp.
25.000
|
4
|
Roti-roti
kecil
|
5
buah
|
Rp.
25.000
|
5
|
Tinta Printer
Hitam
|
1
kotak
|
Rp.
25.000
|
6
|
Tinta Printer
Warna
|
1
kotak
|
Rp.
30.000
|
7
|
Kamera Digital
|
1
buah
|
Rp.
25.000
|
8
|
Kertas A4
|
1
Rim
|
Rp.
28.000
|
9
|
Pulpen
|
1
kotak
|
Rp
10.000
|
9
|
Biaya Tak
Terduga
|
Rp.
100.000
|
|
Total
Biaya
|
Rp.
378.000
|
DAFTAR PUSTAKA
Prawoto, A.A.,1998. Kuantitas
kriteria pemangkasan Tanaman Kakao Melalui
Pendekatan Indeks
Luas Daun. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Vol. 14.
No.2. Hal. 173-174
Sukamto, S., dan Dian Pujiastuti.
2004. Keefektifan Bahan Pengendali Penyakit Busuk
Buah Kakao.
Pelita Perkebunan 2004, 20(30, 132-142
Wardojo, S. 1992. Major Pest and
Diseases Management in Southeast Asia and
Australia. FAO of the
United Nations, Roma (112) 63:67
Komentar
Posting Komentar