Alasan Orang Malas Buang Sampah Pada Tempatnya

Ilustrasi
Kebersihan adalah sebagian dari IMAN. Mungkin itu kalimat yang selalu kita dengar dari orang lain saat melihat seseorang tidak menjaga kebersihan di sekitarnya. Namun tidak sedikit individu yang tak mengindahkan saran dari orang lain, bahkan sampai membuat emosi. Lalu mengapa kebanyakan manusia merasa malas untuk membuang sampah pada tempatnya? Padahal kegiatan itu merupakan hal yang positif bagi lingkungannya. Berikut asumsi dari beberapa teman-teman di Kantor saya.

1. Orang Malas berdiri dan berjalan menuju tempat sampah. Entah itu disebabkan oleh posisi tubuh yang sudah Pewe, asyik mengerjakan sesuatu, baik itu game, browsing, dan menonton tayangan televisi maupun video. Dan pastinya merasa malas untuk membuang sampah walaupun jaraknya hanya 3-4 meter.

2. Kebiasaan sejak kecil. Hal ini mungkin disebabkan oleh lingkungan atau meniru orangtua, kakak, atau siapa pun yang biasa membuang sampah tidak pada tempatnya. Biasanya hal ini ditiru oleh anak-anak yang masih dalam tahap pembelajaran dan terbawa hingga dewasa.

3. Tidak ada yang melihat dan melarang. Hukum atau perundang-undangan tentang larangan membuang sampah sembarangan di Indonesia memang belum ada. Hanya beberapa kota yang telah merilis Perda mengenai larangan ini seperti ibukota Jakarta. Pada dasarnya tipikal orang Indonesia adalah individu-individu yang patuh terhadap hukum, karena takut didenda. Baik dari segi adat istiadat, sampai hukum ketatanegaraan. Bayangkan bila orang yang ketahuan membuang sampah sembarangan, didenda Rp. 1 juta dan kurungan minimal 5 bulan. Pasti akan menghasilkan efek jera kepada yang melanggar.

4. Tidak punya tempat sampah. Merupakan alasan klasik yang dilontarkan bagi para pelanggarnya. Biasanya kontrakan atau perumahan yang belum punya fasilitas penampungan sampah. Sudah pasti tumpukan sampah akan terlihat di dekat selokan, pinggir jalan komplek, dan sebagainya tergantung kreatifitas  si pelanggarnya. Yang pasti, untuk menyiasati hal ini adalah penyediaan fasilitas seperti TPS agar lingkungan tersebut tetap bersih.

5. Mengandalkan petugas kebersihan (OB). Memang secara tupoksi, OB dan petugas kebersihan lainnya bertugas dan bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan tempatnya bekerja. Namun bila dibiarkan, akan menjadi kebiasaan di berbagai tempat, dan akan ditiru oleh teman, saudara, bahkan anak cucu kita nantinya.

Kebersihan merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai khalifah di bumi. So, jangan wariskan keburukan dan bencana kepada anak cucu, tapi wariskan keasrian dan ketentraman agar kehidupan ini tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Semoga bermanfaat.--

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulai, Pohon Berkhasiat Obat

Way Kambas: Bercengkrama dengan alam lewat Lensa

Mengubah alga merah menjadi minyak bumi